![]() |
Kapal aparat (coast guard) China masuk ke laut Natuna. (Nett) |
LensaNews, Jakarta ~ Republik
Rakyat China mengklaim sebagian perairan Natuna Indonesia sebagai wilayahnya.
Kapal aparat (coast guard) China masuk ke laut Natuna. Bagaimana penjagaan TNI
di laut Natuna?
"TNI
meningkatkan kesiapsiagaan dengan cara meningkatkan sistem penginderaan dan
sistem deteksi dini," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi,
Kamis (2/1/2020).
Peningkatan
kesiapsiagaan ini untuk mengantisipasi insiden serupa terjadi lagi. Alat utama
sistem persenjataan (alutsista) juga disiagakan. Bukan hanya alutsista berupa
kapal-kapal, tapi juga pesawat.
"TNI
juga menyiagakan alutsista matra laut dan matra udara yang sudah tergelar di
sekitar perairan Natuna," kata Sisriadi. Penggunaan armada-armada tempur
TNI berdasarkan prinsip 'economy of force' atau pengerahan secara ekonomis bila
diperlukan, sesuai perkembangan situasi dan kebutuhan.
TNI juga
berencana mengaktifkan Pusat Informasi Maritim, yang berlokasi di Markas Korps
Armada RI I, Jakarta. Bila fasilitas itu sudah aktif, setiap pergerakan yang
melanggar teritori di laut bisa diketahui.
"Dalam
waktu dekat TNI akan mengoperasikan Pusat Informasi Maritim, yang salah satu
fungsinya adalah melakukan deteksi dan identifikasi setiap wahana laut yang
masuk ke perairan kita," kata Sisriadi.
Baca juga:
Sebelumnya,
juru bicara Kemlu RRC, Geng Shuang, telah menyampaikan tanggapan atas
dipanggilnya Dubes RRC oleh Kemlu RI, juga atas nota keberatan RI ke China soal
sengketa di Natuna. Menurut Geng, perairan di sekitar Kepulauan Nansha (Spratly
Islands) masih menjadi milik China. Dubesnya di Jakarta juga menegaskan itu ke
Kemlu RI.
Kemlu RI
telah merilis siaran pers pada Rabu (1/1/2020) kemarin, isinya adalah bantahan
atas klaim China. Indonesia kembali menegaskan penolakannya terhadap klaim
historis China di perairan Natuna. Menurutnya, klaim China adalah klaim sepihak
(unilateral). (Dd/Red)
Sumber
: detik.com