![]() |
Tim Gakkum KLHK di Lokasi Rumah Warga yang Terdampak Limbah Minyak Mentah |
Lensanews (Karawang) - Dalam rangka menganilisa dampak dari bocornya pipa
pertamina yang berdampak mengancam kesehatan warga dan mencemari lingkungan di
pantai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengirimkan tim
Penegak Hukum (Gakkum) untuk turun
langsung ke sepanjang wilayah bibir pantai utara karawang, Sabtu (03/08/2019)
Salah seorang Tim Gakkum
KLHK mengatakan, saat ini pihaknya langsung turun kelapangan, dan melihat
tumpahan limbah minyak mentah yang memang telah mencemari lingkungan dan
pastinya berdampak pada kesehatan warga.
“Kami disini hanya
membuat dokumentasi saja, semua itu atas arahan dari pimpinan kami di
kementerian,” Ujarnya kepada Lensanews, Sabtu (03/08/2019).
Pantauan di lapangan, saat
itu Tim Gakkum sedang membuat dokumentasi terkait pencemaran limbah minyak
mentah yang terkena rumah warga, dan melihat situasi keadaan limbah minyak
mentah yang berada di sepanjang pantai utara karawang, juga membuat dokumentasi
terkait ratusan karung yang di kumpulkan dan di angkut oleh kendaraan PT Tenang
Jaya Sejahtera di Desa Cemarajaya.
![]() |
Tim Gakkum KLHK Datang ke Desa Cemarajaya |
Sementara itu, Direktur
Jenderal Pengendalian dan Pencemaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
MR Karliansyah mengatakan, sejak Sabtu tim KLHK sudah di lapangan.
”Saat ini Pertamina
masih fokus penghentian semburan dan pengendalian dampak pada masyarakat,”
katanya.
KLHK meminta Pertamina
menutup kebocoran gas dan minyak yang keluar dengan cara memasang sumbatan
semen atau gripwell agar kebocoran tidak merembet.
”Untuk menyumbat disemen
itu dengan gripwell agak miring gitu ya. Ini butuh waktu pengangkutan dengan
gripwell, kemudian memasang alatnya. Jadi, waktu diskusi kemarin mereka
menyampaikan ada kemungkinan paling lambat taksiran paling jelek itu akhir
Agustus, bisa tuntas,” Tambahnyanya
Hingga Minggu (28/07/19),
ada delapan desa terdampak cemaran minyak, dua desa di Kabupaten Bekasi dan
enam desa di Kabupaten Karawang. Hingga kini, pembersihan masih berlangsung.
”Kami mengawal mereka
untuk percepatan penghentian semburan dan pengendalian dampak kepada
masyarakat,” Imbuhnya.
Tim KLHK pun telah
survei ke titik kebocoran minyak dan sudah penanganan dengan penyedotan melalui
teknik wellboom, kemudian diangkut ke wilayah lain.
“Tim KLHK bersama tim
Pertamina mengambil sampel kualitas air laut, membantu memberi arahan bagaimana
pendataan masyarakat pemilik keramba, tambak serta arahan pembersihan tumpahan
minyak di pantai desa-desa yang terdampak,” Terangnya.
Pertamina hingga kini,
telah memobilisasi 29 kapal, 3.500 meter oil boom offshore, 3.000 meter oil
boom shoreline, dan 700 meter fishnet di pesisir pantai terdampak.
Pada 12 Juli 2019, pukul
01.30, muncul gelembung gas dan tumpahan minyak di sumur YYA-1 area ONWJ, pada
saat reperforasi. Gelembung gas muncul di Anjungan YY dan Rig Ensco-67.
Kemunculan lapisan
minyak (oilsheen) di permukaan laut sekitar gelembung gas terlihat pada 16 Juli
2019. Awal kemunculan gelembung gas diduga hanya terjadi anomali tekanan saat
reaktivasi sumur.
Keesokan hari, 17 Juli
2019, tumpahan minyak terlihat di sekitar anjungan. Hingga 18 Juli, tumpahan
minyak mencapai pantai arah barat.
(Din)