![]() |
Barang Bukti dari Tangan Pelaku Pengedar Ganja |
Lensanews (Jakarta) - Polres Metro Jakarta Barat menangkap dan menetapkan
5 orang tersangka sebagai pengedar narkoba jenis ganja, dua orang di antaranya
berstatus mahasiswa, namun polisi akan terus mendalami kasus ini serta memburu
bandar dari jaringan pemasok ganja seberat 80 kg di salah satu kampus yang
berada di Jakarta.
Kelima tersangka berinisial
PHS, TBW, HK, AT, dan FF menerima pasokan 80 kg ganja pada pekan lalu. Polisi
menyita 12 kg ganja sebagai barang bukti, sedangkan sisanya sudah diedarkan ke
sejumlah kampus.
"Bahwa sejak minggu
lalu, kami memonitor bahwa ada sejumlah ganja dalam jumlah 80 kg yang akan
diedarkan di lingkungan kampus di Jakarta, adapun jumlahnya masing-masing
berbeda-beda, masing-masing di kampus Jakarta Barat sudah diedarkan 39 kg
ganja, kemudian ada 2 kampus di Jakarta Selatan seberat 9 kg ganja, sisanya
kami temukan di jaringan ini di salah universitas di Jakarta Timur," ujar
Kasat Narkoba Polres Jakbar AKBP Erick Frendriz saat rilis perkara di Mapolres
Jakbar, Jl Letjen S Parman, Senin (29/07/2019).
Menurutnya, ada pelaku
yang mengendalikan pengedaran narkoba jenis ganja ini ke sejumlah kampus, dan
para tersangka yang berhasil di tangkap merupakan pemasok daun haram tersebut,
dalam kasus ini pihaknya akan terus mendalaminya.
"Adapun tersangka
yang ada ini merupakan pemasok ganja ke dalam kampus-kampus, yang dikendalikan
seseorang di luar yang dalam hal ini masih kami cari, masih DPO," Tegasnya.
Barang bukti yang
berhasil di amankan seberat 11 kg ganja, ditemukan di lingkungan kampus, sedangkan
1 kg lainnya di luar kampus.
"Posisinya tidak
disampaikan karena sensitif, jadi di dalam lingkungan kampus, yang lainnya di
luar kampus," Tambahnya.
Sementara itu, Kanit 3
Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKP Achmad Ardhy mengatakan, pengungkapan
peredaran ganja di kampus ini dilakukan lewat penyamaran tim polisi dan para
pengedar tak mau bertransaksi di luar kampus.
"Awalnya kita
pancing dia (tersangka) untuk keluar, transaksi di luar kampus, mereka nggak mau,
mungkin merasa di dalam kampus lebih aman, mereka narik kita di dalam, jadi
transaksi di dalam, di situ langsung bawa barang bukti dengan jumlah cukup
banyak, langsung dikasih lihat terang-terangan di dalam ruangan fakultas kampus,"
Bebernya.
(Din)
Sumber : poldametrojaya