![]() |
Ilustrasi |
Lensanews
(Islamabad) – Seorang
bocah perempuan berusia 10 tahun mendapatkan perlakuan yang sangat keji dari
pelaku pembunuhan, hingga menuai kemarahan bagi publik, sebelum di bunuh bocah
tersebut di perkosa terlebih dahulu dan kemudian di siram air keras, peristiwa
tragis ini terjadi di negara Pakistan.
Saat ini ke
tiga tersangka ditangkap terkait kasus ini, namun kepolisian setempat menuai
kecaman publik karena dianggap gagal mengambil tindakan dengan cepat, otoritas
setempat juga dianggap gagal melindungi anak-anak.
Seperti
dilansir CNN, Jumat (24/05/2019), jenazah bocah perempuan ini ditemukan di
kawasan hutan setempat dekat rumahnya di Islamabad, sekitar lima hari setelah
ayahnya melapor ke polisi, otoritas setempat menyebut bocah perempuan ini
bernama Farishta Mohmand (10).
Ayah bocah
ini, Gul Nabi, menuturkan bahwa dirinya segera melaporkan hilangnya sang anak
ke polisi pada Selasa (21/05/2019) waktu setempat, namun pihak kepolisian
setempat menyatakan, mereka harus menunggu empat hari sebelum mencatatkan
laporan orang hilang.
Gul Nabi
menyatakan, bahwa saat dia melapor, polisi malah menyebut putrinya mungkin
kabur dengan seseorang.
Dituturkan
Gul Nabi kepada CNN bahwa jenazah putrinya memiliki tanda-tanda bekas
pemerkosaan dan penyiksaan.
"Jenazahnya
dalam kondisi buruk, seperti seseorang menyemprotkan air keras kepadanya,"
ujar Gul Nabi.
Kematian
bocah ini menuai kemarahan publik di negara yang tengah dilanda maraknya
kekerasan terhadap anak-anak dan wanita, banyak pihak yang mengecam lambannya
kinerja kepolisian, yang disebut sebagai bukti diskriminasi gender.
Awal pekan
ini, tagar citra #FarishtaMohmand dan #JusticeForFarishta menjadi trending di
wilayah Pakistan, banyak pengguna media sosial menyerukan pengunduran diri
polisi-polisi yang bertanggung jawab menangani kasus ini.
Dengan
kemarahan publik yang memuncak, Menteri Dalam Negeri Ejaz Shah memerintahkan
dilakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini, Inspektur Jenderal
Kepolisian Islamabad menonaktifkan para polisi di Shahzad Town, sebuah distrik
di Islamabad, tempat ayah Farishta melaporkan hilangnya sang anak.
Kepolisian
setempat menyatakan telah menangkap tiga tersangka terkait kematian bocah
perempuan ini, salah satunya seorang remaja berusia 14 tahun yang masih kerabat
korban. Remaja itu disebut sebagai tersangka utama.
(DN)
Sumber : detiknews.com