Lensanews - Salah satu waktu makan yang penting
saat masa puasa adalah sahur, yang harus di perhatikan pada saat sahur adalah
mengonsumsi makanan yang akan menjadi energi selama kurang lebih 12 jam ke
depan selama berpuasa, sehingga harus benar-benar memperhitungkan jenis makanan
seperti apa yang Anda konsumsi, berikut beberapa jenis makanan yang sebaiknya
di hindari ketika makan sahur:
1.
Kopi
Salah satu
alasan mengapa kopi sebaiknya di hindari saat sahur adalah karena sifat kopi
yang laksatif, mungkin kita menyadari frekuensi ke toilet akan bertambah
setelah mengonsumsi kopi, ini karena terdapat komponen dalam kopi yang
menstimulasi kerja usus besar sehingga tubuh kemudian membuang sisa pencernaan
lebih cepat.
Selain itu,
sifat asam pada kopi juga dapat mengganggu kenyamanan perut, komponen yang
disebut chlorogenic acid dapat memicu naiknya kadar keasaman perut serta meningkatkan
produksi asam lambung, komponen lainnya pada kopi juga dapat mempercepat kerja
sistem pencernaan.
2.
Makanan asin
Selain
tentunya dapat menyebabkan hipertensi, makanan asin ternyata dapat menstimulasi
rasa haus, kita pasti tidak ingin merasa haus sepanjang hari karena makanan
asin yang di makan saat sahur.
Contoh makanan
yang bisa di hindari saat sahur untuk menghindari haus adalah acar, kacang yang
diasinkan, kuaci, serta makanan kaleng, jenis makanan tersebut termasuk yang
memiliki kadar garam tinggi sehingga dapat memicu rasa haus dan juga dapat
mengurangi jumlah garam serta penyedap yang di gunakan dalam masakan.
3.
Karbohidrat sederhana
Saat
berpuasa, tubuh kita tidak menerima asupan selama lebih dari 12 jam, sementara
kita tetap menggunakan energi untuk bekerja dan beraktivitas, jika pada saat
sahur tubuh tidak mendapat bahan bakar yang cukup, maka bukan tidak mungkin
kita cepat merasa lelah selama puasa, pada saat sahur disarankan untuk
mengonsumsi makanan yang termasuk dalam karbohidrat kompleks? Mengapa begitu?
Jika
mengonsumsi karbohidrat kompleks, energi yang berasal dari makanan tersebut
akan dilepaskan secara perlahan ke tubuh, sehingga memiliki cadangan energi
lebih banyak untuk di gunakan pada jam-jam di mana kita sedang berpuasa.
Contoh
makanan yang termasuk dalam karbohidrat kompleks adalah nasi merah, barley,
gandum, dan oat, kita bisa mencari makanan yang termasuk dalam jenis rendah
glikemik, karena biasanya makanan yang rendah nilai glikemiknya termasuk dalam
makanan berjenis karbohidrat kompleks.
Lalu apa yang
terjadi, jika mengonsumsi banyak karbohidrat sederhana?, bisa jadi merasa lebih
cepat kenyang tetapi setelah itu, kita cepat merasa lapar kembali, hal ini
dikarenakan kerja dari karbohidrat sederhana merupakan kebalikan dari
karbohidrat kompleks, energi yang dihasilkan dari karbohidrat kompleks langsung
dilepaskan ke tubuh sehingga tidak akan bertahan lama untuk membantu kita tetap
merasa kenyang selama berpuasa.
Contoh
karbohidrat sederhana adalah gula pasir, produk susu dan olahannya, soft drink,
permen, kue, dan sejenisnya, bukan berarti tidak boleh mengonsumsi karbohidrat,
sederhana, namun imbangi dengan konsumsi karbohidrat kompleks untuk membantu
agar tetap fit selama berpuasa.
4.
Makanan pedas
Sama seperti
makanan asin, makanan pedas dapat memicu rasa haus terus menerus, selain itu,
mereka yang menderita maag disarankan untuk menghindari makanan pedas karena
dapat memicu meningkatnya asam lambung sehingga berpotensi menyebabkan nyeri di
perut bagian atas, dan bagi sebagian orang, makanan pedas memicu sakit perut.
5.
Makanan berlemak tinggi
Makanan yang
mengandung lemak tinggi bekerja dengan dua cara. Yang pertama, makanan tinggi
lemak dapat menghambat dan memperlambat proses pengosongan perut sehingga
memperburuk gejala sembelit. Yang kedua, makanan tinggi lemak dapat mempercepat
kerja sistem pencernaan sehingga menimbulkan diare, efek dari makanan tinggi
lemak ini bergantung pada tipe lemak apa yang kita makan dan kecenderungan akan
bereaksi terhadap makanan berlemak tinggi.
Pada saat
sahur sebaiknya mengurangi jenis makanan tinggi lemak agar terhindar dari
konstipasi ataupun diare selama berpuasa, sebagai alternatif kita dapat
mengonsumsi jenis makanan yang sama tetapi dengan cara pengolahan yang berbeda,
misalnya mengganti menu ayam goreng menjadi ayam bakar.
(HS)
Sumber : hellosehat.com